25 Desember 2007

Sholat Khusyu (EraMuslim)

berikut ini posting tentang sholat khusyu versi eramuslim.com yang saya ambil dari sini semoga bermanfaat.
Shalat dengan khusyu' itu tidak bisa kita definisikan secara akal-akalan, apalagi menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman rohani seseorang. Sebab shalat itu ibadah ritual, di mana kita sama sekali tidak punya ruang untuk melakukan improvisasi sendiri.

Maka konsep shalat khusyu' haruslah turun dari langit, yaitu dari yang memerintahkan shalat itu sendiri. Kita tidak diberi peluang untuk membuat-buat aturan tentang kekhusyu'an ritual shalat.

Maka alangkah baiknya bilakonsep khusyu' itu sendiri yang perlu kita tetapkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita hanya mengarang sendiri. Untunglah kita ini umat nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada masalah untuk mencariguidedalam urusan kekhusyu'an shalat. Guide kitaadalah Rasulullah SAW dalam urusan ini. Kalau mau tahu seperti apa shalat khusyu', maka lihatlah tata cara shalat beliau.

Khusyu Bukan Kontemplasi

Kalau kita sudah sepakat bahwa orang yang paling berhak untuk menetapkan kekhusyuan dalam shalat adalah Rasululah SAW, maka insya Allah kita sudah mendapatkan separuh dari jawaban masalah khusyu' ini. Lain halnya kalau ada di antara kita yang masih berpikir bahwa ada sosok lain yang lebih perlu kita ikuti dari sosok Rasulullah SAW.

Maka sekilas kita dapat melihat bagaimana praktek shalat Rasulullah SAW yang disebut dengan khusyu'. Adakah beliau pada saat shalat melakukan beragam ritual kontemplasi sehingga tidak ingat apa-apa? Adakah saat shalat beliau menutup diri dari kejadian di sekitarnya? Adakah saat shalat beliau lupa ingatan dan hanya membangun hubungan dengan Allah saja tanpa mempedulikan orang lain?

Ternyata tidak demikian. Justru Rasululah SAW ketika shalat sangat peduli lingkungan. Bukankah beliau mempercepat shalatnya kalau sedang menjadi imam dan mendengar ada bayi yang menangis dari shaf para wanita? Bukankah beliau memerintahkan kita yang sedang shalat untuk menghalangai orang yang akan lewat di depan kita? Bukankah beliau memerintahkan kita yang sedang shalat untuk membunuh ular?

Kalau shalat khusyu' dimaknai sebagai memtuskan diri dari semua yang ada selain Allah saja, maka bagaimana bisa Rasulullah SAW mempercepat shalatnya saat bayi menangis? Bagaiman bisa beliau meminta kita menghalangi orang yang mau lewat atau membunuh ular?

Pernah suatu ketika saat beliau sujud, kedua cucunya naik ke atas bahu beliau. Maka beliau pun memperlama sujudnya, seolah memberi kesempatan kepada kedua cucunya itu untuk puas bermain naik ke atas bahunya.

Nah, inilah bentuk shalat khusyu' yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan jelas sekali tidak ada kekhususan dalam hal ini. Rasulullah SAW adalah suri tauladan kita. Beliau yang mengatakan, "Shalatlah kamu sebagaimaan kalian melihat aku melakukan shalat."

Khusyu' = Konsentrasi

Maka kalau kita timbang-timbang, agaknya yang dimaksud dengan khusyu' bukan semata-mata tidak ingat apa-apa kecuali Allah, melainkan merupakan sebuah konsentrasi untuk menjalankan shalat dengan baik, sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dan shalatnya Rasulullah SAW adalah shalat yang 'Peduli Lingkungan'.

Beliaulah yang mengajarkan kepada kita untuk menjawab salam saat shalat dengan isyarat. Dan itulah shalat yang khusyu'. Beliau pula yang mengajarkan bagaimana makmum berkewajiban membenarkan gerakan atau bacaan imam, bahkan shat yang paling belakang, yaitu shaf para wanita, juga diberikan hak untuk membenarkan iman, dengan cara bertepuk.

Kalau shalat khusyu' dimaknai sebagai tidak ingat apa-apa yang ada di sekelilingnya, bagaimana mungkin makmum membenarkan imam?

Maka yang paling mudah dalam memahami konsep khusyu' adalah bahwa seseorang melakukan shalat dan dia konsentrasi terhadap apa yang sendang dilakukannya. Kalau dia membaca ayat Al-Quran, maka dia memahami apa yang dibacanya dan benar-benar konsentrasi terhadap bacaan serta maknya yang dikandungnya.

Ketika dia mengucapkan takbir, maka dia meresapi bahwa hanya Allah saja yang Maha Besar, yang selain Allah tidak ada apa-apanya. Ketika dia membaca doa istiftah, maka dia benar-benar meresapi makna yang terkandung di dalamnya.

Kalau dia menjadi makmum atau imam, maka dia tahu bagaimana mengatur komposisi gerakan bersama jamaah yang lain. Dan yang lebih penting, dia ingat hitungan bilangan rakaatnya, tidak lupa atau rancu.

Jadi intinya, shalat yang khusyu' itu bukan semata-mata kontemplasi tidak ingat apa-apa, tetapi shalat khusyu' adalah shalat yang memenuhi semua syarat, rukun, kewajiban dan tahu makna dari tiap gerakan dan bacaannya, yang dilakukan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

08 Desember 2007

Menghadirkan ALLAH

Sebagai seorang mukmin, kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak ALLAH. Matahari terbit dari timur tenggelam di barat adalah kehendak ALLAH, awan teruari menjadi air turun ke bumi adalah kehendak ALLAH, roda becak berputar adalah kehendak ALLAH, pergerakan seluruh anggota tubuh adalah kehendak ALLAH, mata kita dapat memandang adalah kehendak ALLAH, udara masuk ke hidung adalah kehendak ALLAH, ginjal dapat berfungsi sebagai filter karena kehendak ALLAH,rambut dan kuku kita tumbuh juga karena kehendak ALLAH, layar monitor dapat menampilkan gambar karena kehendak ALLAH.
Segala sesuatu berjalan sesuai fungsinya karena kehendak ALLAH. Jika ALLAH sudah mencabut kehendaknya maka selesailah sudah. Ginjal tiba2 tidak berfungsi karena memang ALLAH menghendaki ginjal kita berhenti berfungsi. Mesin pesawat di atas ketinggian tiba2 mati juga karena kehendak ALLAH jua. Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa kehendakNya. Kita harus belajar memahami kekuasaan ALLAH yang tanpa batas yang menguasai seluruh kehidupan serta kejadian2 didalamnya. Pandanglah bumi yang berputar pada porosnya dan mengitari matahari, serta rasakan aliran nafas dan darah dalam tubuh kita, itu karena ALLAH yang menghendaki. Pandanglah lampu sein(reting) pada mobil yang akan belok, yang berkelap-kelip dengan indah,Subhanallah disitu juga ada kehendak ALLAH. Sebaiknya mulai sekarang kita belajar memahami keagungan ALLAH melalui hal2 yang paling kecil dan sederhana sehingga kita mengenal ALLAH dengan sepenuh hati dimana saja kita berada. ALLAH hadir di setiap kejadian dan memang kejadian itu memang sudah kehendaknya. Jika kita sudah memahaminya, bagaimana jika pemikiran seperti itu kita terapkan pada sholat?

06 Desember 2007

Perjalanan Sholat (2)

Khusyu yang diperoleh setiap orang dalam sholat tidak sama. Hal tersebut tergantung dari niat seseorang dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalankan sholat, komponen utama yang bekerja adalah hati. Konsentrasikan segala kegiatan sholat dalam hati. Masih sering ketika sholat, kita masih ingat segala urusan dunia. Hal tersebut karena kita tidak konsentrasi pada hati kita. Jangan memikirkan apapun saat sholat,termasuk ALLAH (Pusaran Energi Ka'bah, Agus Mustofa) . Semua urusan saat itu ada di hati. Jangan gunakan pikiran kita untuk sholat, gunakan hati, Mengapa? karena kehadiran ALLAH hanya dapat dijangkau dengan hati, yaitu dengan merasakannya. Bagaimana merasakan kehadiran ALLAH? ya dengan cara dilatih. Banyak sekali referensi yang saya peroleh untuk belajar sholat khusyu, baik itu membaca ataupun mendengarkan. Baik dari seorang teman sampai seorang kyai beken. Jika anda mencoba belajar seperti saya mungkin anda akan merasakan sama seperti apa yang saya rasakan. Yaitu, semua orang berbeda pendapat tentang sholat khusyu. Apa yang diungkapkan guru/ustadz atau dari buku2 belum tentu sesuai dengan kemampuan rohani kita, sebab itu semua merupakan pengalaman pribadi masing2 orang dalam menjelajahi sholat, begitu juga pengalaman yang pernah saya alami ini. Belum tentu dapat diterapkan pada orang lain, namun satu hal yang pasti adalah semua dimulai dari niat. Niatkan mulai sekarang untuk belajar menjalani sholat dengan khusyu dan... selamat menikmati perjalanan. Apa yang saya peroleh tersebut ternyata (menurut saya) adalah pengalaman pribadi masing-masing orang dalam belajar menjelajahi sholat. Namun(menurut saya juga) titik temu semuanya sama, yaitu menghadirkan ALLAH dalam sholat,di dalam hati. Salah satu teori yang menarik bagi saya dari banyak referensi tersebut adalah "kalau ingin sholat khusyu, kita harus memperbaiki dulu akhlak kita".Rasulullah pernah bersabda "sholat yang khusyu dapat menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan tercela"(mohon dikoreksi hadistnya). Hal ini sama dengan idiom "duluan mana telur sama ayam?" hal seperti ini tidak akan pernah bisa terjawab. Namun, tidak dengan pernyataan tentang sholat diatas. Duluan mana "akhlak baik apa sholat khusyu". Memang korelasi antara akhlak dan sholat khusyu kuat sekali. Kembali, bagaimana menghadirkan ALLAH dalam hati saat sholat? Kita perbanyak dzikir!. Terserah kita mau dzikir apa aja, yang penting dzikir tersebut dapat mengingatkan kita pada ALLAH. Lakukan terus dzikir itu sepanjang kita tidak tertidur atau saat buang hajat besar/kecil. Saat berkendara, menyapu, mengepel, menunggu bus, didalam bis, menunggu teman, dan semua aktifitas, kita barengi dengan dzikir. Utamanya lakukan dzikir dalam hati. Dengan berdzikir mengingat ALLAH, maka dengan sendirinya akhlak kita akan terjaga karena kita selalu merasa diawasi ALLAH. Dengan berdzikir, lama-lama kita akan merasakan kehadiran ALLAH, suatu saat kita akan merasakan sesuatu yang lembut, sejuk dan damai dalam hati. Bahkan karena saking lembutnya, mungkin akan menyebabkan kita meneteskan air mata karena kelembutan Ilahi yang hadir dalam hati untuk pertama kalinya. Nah, hati seperti itulah yang kita bawa dalam sholat. Jadi jangan berhenti wirid dan dzikir. Dan jagalah selalu hati ini dari hal-hal yang dapat mengotorinya, karena yang kita bawa saat sholat untuk menghadap ALLAH hanya hati kita, malu dong kalau bawa hati yang kotor. Hanya hati yang bersih yang dapat merasakan kenikmatan sholat! jadi, kalau ingin sholat kita selalu khusyu, jagalah hati dengan cara mengingat ALLAH terus dan terus selama jantung kita masih berdetak