08 Juni 2010

Surat Dari Gaza: "Jangan Lupakan Kami; Kalianlah Yang Kami Miliki Sekarang"

Artikel dari www.eramuslim.com :

Ummu Taqi, seorang ummahat dari Gaza, Palestina diwawancarai oleh Islam Channel beberapa waktu lalu. Setelah wawancara, Ummu Taqi menulis sebuah surat dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, surat ini ditujukan kepada kaum Muslimin di seluruh dunia. Berikut isi suratnya:

Assalamualaikum,

Saudara dan saudari yang saya sayangi, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengirimkan pesan dari para muslimah di Gaza. Silakan dengarkan situasi kami dan beritahu semua orang.

Situasi yang kami hadapi sangat mengerikan namun iman kami alhamdulillah kuat, walaupun kami tidak memiliki air, dan jika pun ada air itu tercemar dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. Ketika kami punya uang, para penjual air berkata bahwa terlalu berbahaya bagi mereka sendiri untuk berjalan keluar dan mendapatkan pasokan air yang baru. Kami tidak memiliki gas, dan bahkan sama sekali tidak ada selama empat bulan terakhir. Kami memasak makanan kecil yang kami miliki dalam api yang kami bikin sendiri.

Orang-orang kami telah kehilangan semua pekerjaan mereka. Mereka menghabiskan hari-hari mereka di rumah sekarang. Suami saya seharian hanya pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mencari air. Dia biasanya kembali dengan tangan kosong. Tidak ada sekolah, tidak ada bank, hampir tidak ada rumah sakit yang terbuka. Kami selalu sadar bahwa hidup kami sangat riskan walaupun ada di ruangan apalagi di luar. Mereka (Israel) memberi kami jam malam antara pukul 01.00 sampai dengan- 04:00 dini hari. Pada jam itulah kami boleh keluar, dan Israel berkata "silakan cari pasokan untuk kalian," tapi itu adalah dusta.

Kami makan nasi dan roti hanya satu kali dalam satu hari. Daging dan susu adalah sebuah kemewahan. Mereka menggunakan bahan kimia di daerah-daerah yang berada di perbatasan.

Kami diberitahu bahwa orang-orang berdemonstrasi di seluruh dunia. Masya Allah. Kenyataan bahwa kalian pergi ke kedutaan besar dan meninggalkan rumah kalian, membuat kami merasa bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Tapi kemudian kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci pintu kalian. Kami tidak bisa melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah saya di lantai dua setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai dasar. Jika ada serangan, dari lantai dasar, kami bisa pergi lebih lebih cepat.

Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar roket dan bom dan melihat pesawat yang terbang terlalu dekat dengan gedung kami, saya berteriak dengan anak saya yang masih kecil dan suami saya merasa tak berdaya.

Dalam semua ini tidak ada satu pun selain Allah (swt) yang dapat menyelamatkan kami. Tetapi ummah juga bertanya-tanya dimana tentara, dimana kemenangan itu? Jangan lupakan kami karena kalian semualah yang kami miliki sekarang. Sumbangan kalian sama sekali tidak sampai kepada kami, dan ketika Israel membuka perbatasan, sumbangan itu hanya untuk beberapa gelintir saja. Teruslah beramal karena Allah dan berdoa bahwa kemenangan akan segera datang, insyaAllah.

Wassalam,

Ummu Taqi.

(sa/ic)

03 Februari 2010

Makrifat

Makrifat adalah hubungan antara manusia dan Tuhannya. Makrifat tidak dapat dipelajari, jika selama ini ada pengajian yang mengatasnamakan makrifat itu hanya sekedar pengalaman dari seseorang. Dan yang namanya pengalaman, pasti berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lain. Pengalaman makrifat setiap individu tidak sama, hanya hasilnya saja yang arahnya sama yaitu ALLAH, atau kalo orang awam bilang "Tauhid". Tingkat makrifat seseorang berada di titik tertinggi saat kita Sholat. Saat itu seorang hamba benar-benar menghadap ke Hadlirat Ilahi (yang Sholatnya Khusyu). Dan kemakrifatan seseorang bisa naik turun, kadang dia berada di atas kesadaran penuh tentang kedekatannya dengan ALLAH, kadang pula dia merasa jauh dari ALLAH. di saat seorang merasa jauh dengan ALLAH sebaiknya segera memperbaiki kualitas ibadahnya. Hal tersebut masih lebih baik, daripada orang yang jauh dari ALLAH tapi tidak merasa jauh, (mungkin) karena sholatnya lengkap, puasanya rajin, tapi dia hanya menjalankan itu semua karena merupakan rutinitas, tanpa ada bekas sedikitpun ibadahnya melekat pada kehidupannya.  Bersyukurlah orang yang merasa jauh dari ALLAH di saat dia jauh dari ALLAH, sebab itulah awal mula seseorang akan melakukan "perjalanan" makrifat. Makrifat tidak bisa diajarkan dan tidak bisa dipelajari. Makrifat hanya bisa dialamai dan dijalani.

05 Oktober 2008

Sadar

Cara paling mudah untuk merasa khusyu adalah sadar dan konsentrasi. Sadar bahwa kita sedang takbir, sedang berdiri tegak, sedang rukuk, sujud, duduk. Dan konsentrasi adalah konsentrasi pada apa yang sedang kita baca. Merasakan bacaan2 indah..

Harus Khusyu'


Mungkin ini cara lain untuk "memaksa" untuk meraih kekhusyuan. Dalam Al-Quran surat Al Ma'uun telah dijelaskan bahwa "Celakalah orang2 yang sholat. Yaitu orang2 yang lalai dari sholatnya". Banyak makna dari "orang2 yang lalai". Mungkin orang yang tidak melaksanakan sholat(sengaja melalaikan sholat), bisa juga orang yang tidak pernah meninggalkan sholat namun selalu saja melanggar larangan ALLAH. Dan bisa juga orang yang lalai dalam sholatnya, maksudnya ketika sholat dia lalai untuk mengingat ALLAH. Wallahualam. Dari sini kita bisa ancam diri kita bahwa kita termasuk orang2 yang celaka apabila dalam sholat yang kita lakukan saat itu kita tidak mengingat ALLAH, sehingga mau tidak mau kita akan memaksa diri kita untuk khusyu. Semoga....

04 Mei 2008

Bersyukur dalam Sholat

bersyukurlah kita karena masih dikarunia Allah keinginan dan kemampuan menjalankan sholat. Karena tanpa rahmatnya kita tidak akan memiliki keinginan dan niat yang sungguh2 dalam menjalankan sholat. Bawalah perasaan penuh syukur itu kedalam sholat dan bersabarlah.. insya Allah, Allah akan menambah nikmat kita dalam sholat

03 Februari 2008

Lelaki dari-Nya


Dua tahun telah cukup tuk tangisi kerapuhan cintanya. Air mataku telah bercucuran mengental membatu kristal. Kemudian bayangan wajah lelaki mengendap di dasar hati. 21 Mei 2005, cinta mewah itu kembali terukir. Waktu berjalan iringi kedalaman jiwa seperti makhluk bernyawa. Dan kisah sedih itupun seperti hati yang berserakan, kisah bahagia itu seperti nyanyian yang menerobos lautan bebas. Sabar dan sabar aku kehausan. Aku mencintaimu!!! ya.. aku mencintaimu. Jangan sakiti aku lagi. Rasanya keras dan tersedak aku menelan ludah. Kehidupan itu sebuah pilihan, dan biarkan aku memilih. Biarkan kuikuti kedewasaanku untuk menjadi bijaksana. 4 November '07, langkah awal aku menerima dia untuk menikahiku dan hari ini.. adalah hari-hari yang telah ditentukan untukku bertemu dengan sahabat jiwaku, bersatu dengannnya,memeluknya dalam pelukan panjang yang suci....

    Evi Yusnita
I love u.. Akhmadi


                              Akad Nikah      : Jum'at, 04 April 2008

                              Waktu/ Tempat : Masjid Al amin, Dukuh Kupang, Surabaya




Download peta lokasi Surabaya

01 Januari 2008

Kecuali ada rindu silahkan Meneteskan Air Mata

     Tulisan ini sudah lama, namun membacanya tetap saja indah walaupun berulang, bagi yang tidak mampu meneteskan air mata kerinduan, tangisilah diri anda karena tidak bisa menangis.

     Suatu malam, jauh sepeninggal Rasulullah, Bilal bin Rabbah, salah seorang sahabat utama, bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya itu, Bilal bertemu dengan Rasulullah."Bilal, sudah lama kita berpisah, aku rindu sekali kepadamu," demikianRasulullah berkata dalam mimpi Bilal. "Ya, Rasulullah, aku pun sudah teramat rindu ingin bertemu dan mencium harum aroma tubuhmu," kata Bilal masih dalam mimpi-nya. Setelah itu, mimpi tersebut berakhir begitu saja. Dan Bilal bangun dari tidurnya dengan hati yang gulana. Ia dirundung rindu. Keesokan harinya, ia menceritakan mimpi tersebut pada salah seorang sahabat lainnya.Seperti udara, kisah mimpi Bilal segera memenuhi ruangan kosong di hampir seluruh penjuru kota Madinah. Tak menunggu senja, hampir seluruh penduduk Madinah tahu, semalam Bilal bermimpi ketemu dengan nabi junjungannya.
Hari itu, Madinah benar-benar terbungkus rasa haru. Kenangan semasa Rasulullah masih bersama mereka kembali hadir, seakan baru kemarin saja Rasulullah tiada. Satu persatu dari mereka sibuk sendiri dengan kenangannya bersama manusia mulia itu. Dan Bilal sama seperti mereka, diharu biru oleh kenangan dengan nabi tercinta.
Menjelang senja, penduduk Madinah seolah bersepakat meminta Bilal mengumandangkan adzan Maghrib jika tiba waktunya. Padahal Bilal sudah cukup lama tidak menjadi muadzin sejak Rasulullah tiada. Seolah, penduduk Madinah ingin menggenapkan kenangannya hari itu dengan mendengar adzan yang dikumandangkan Bilal. Akhirnya, setelah diminta dengan sedikit memaksa, Bilal pun menerima dan bersedia menjadi muadzin kali itu. Senjapun datang mengantar malam, dan Bilal mengumandangkan adzan. Tatkala, suara Bilal terdengar,seketika Madinah seolah tercekat oleh berjuta memori. Tak terasa hampir semua penduduk Madinah meneteskan air mata. "Marhaban ya Rasulullah," bisik salah seorang dari mereka.

     Sebenarnya, ada sebuah kisah yang membuat Bilal menolak untuk mengumandangkan adzan setelah Rasulullah wafat. Waktu itu, beberapa saat setelah malaikat maut menjemput kekasih Allah, Muhammad, Bilal mengumandangkan adzan. Jenazah Rasulullah, belum dimakam-kan. Satu persatu kalimat adzan dikumandangkan sampai pada kalimat, "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah." Tangis penduduk Madinah yang mengantar jenazah Rasulullah pecah. Seperti suara guntur yang hendak membelah langit Madinah.Kemudian setelah, Rasulullah telah dimakamkan, Abu Bakar meminta Bilal untuk adzan. "Adzanlah wahai Bilal," perintah Abu Bakar. Dan Bilal menjawab perintah itu, "Jika engkau dulu membe-baskan demi kepentinganmu, maka aku akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku, maka
biarkan aku menentukan pilihanku." "Hanya demi Allah aku membebaskanmu Bilal," kata Abu Bakar. "Maka biarkan aku memilih pilihanku," pinta Bilal. "Sungguh, aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah," lanjut Bilal."Kalau demikian,terserah apa maumu," jawab Abu Bakar.

25 Desember 2007

Sholat Khusyu (EraMuslim)

berikut ini posting tentang sholat khusyu versi eramuslim.com yang saya ambil dari sini semoga bermanfaat.
Shalat dengan khusyu' itu tidak bisa kita definisikan secara akal-akalan, apalagi menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman rohani seseorang. Sebab shalat itu ibadah ritual, di mana kita sama sekali tidak punya ruang untuk melakukan improvisasi sendiri.

Maka konsep shalat khusyu' haruslah turun dari langit, yaitu dari yang memerintahkan shalat itu sendiri. Kita tidak diberi peluang untuk membuat-buat aturan tentang kekhusyu'an ritual shalat.

Maka alangkah baiknya bilakonsep khusyu' itu sendiri yang perlu kita tetapkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita hanya mengarang sendiri. Untunglah kita ini umat nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada masalah untuk mencariguidedalam urusan kekhusyu'an shalat. Guide kitaadalah Rasulullah SAW dalam urusan ini. Kalau mau tahu seperti apa shalat khusyu', maka lihatlah tata cara shalat beliau.

Khusyu Bukan Kontemplasi

Kalau kita sudah sepakat bahwa orang yang paling berhak untuk menetapkan kekhusyuan dalam shalat adalah Rasululah SAW, maka insya Allah kita sudah mendapatkan separuh dari jawaban masalah khusyu' ini. Lain halnya kalau ada di antara kita yang masih berpikir bahwa ada sosok lain yang lebih perlu kita ikuti dari sosok Rasulullah SAW.

Maka sekilas kita dapat melihat bagaimana praktek shalat Rasulullah SAW yang disebut dengan khusyu'. Adakah beliau pada saat shalat melakukan beragam ritual kontemplasi sehingga tidak ingat apa-apa? Adakah saat shalat beliau menutup diri dari kejadian di sekitarnya? Adakah saat shalat beliau lupa ingatan dan hanya membangun hubungan dengan Allah saja tanpa mempedulikan orang lain?

Ternyata tidak demikian. Justru Rasululah SAW ketika shalat sangat peduli lingkungan. Bukankah beliau mempercepat shalatnya kalau sedang menjadi imam dan mendengar ada bayi yang menangis dari shaf para wanita? Bukankah beliau memerintahkan kita yang sedang shalat untuk menghalangai orang yang akan lewat di depan kita? Bukankah beliau memerintahkan kita yang sedang shalat untuk membunuh ular?

Kalau shalat khusyu' dimaknai sebagai memtuskan diri dari semua yang ada selain Allah saja, maka bagaimana bisa Rasulullah SAW mempercepat shalatnya saat bayi menangis? Bagaiman bisa beliau meminta kita menghalangi orang yang mau lewat atau membunuh ular?

Pernah suatu ketika saat beliau sujud, kedua cucunya naik ke atas bahu beliau. Maka beliau pun memperlama sujudnya, seolah memberi kesempatan kepada kedua cucunya itu untuk puas bermain naik ke atas bahunya.

Nah, inilah bentuk shalat khusyu' yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan jelas sekali tidak ada kekhususan dalam hal ini. Rasulullah SAW adalah suri tauladan kita. Beliau yang mengatakan, "Shalatlah kamu sebagaimaan kalian melihat aku melakukan shalat."

Khusyu' = Konsentrasi

Maka kalau kita timbang-timbang, agaknya yang dimaksud dengan khusyu' bukan semata-mata tidak ingat apa-apa kecuali Allah, melainkan merupakan sebuah konsentrasi untuk menjalankan shalat dengan baik, sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dan shalatnya Rasulullah SAW adalah shalat yang 'Peduli Lingkungan'.

Beliaulah yang mengajarkan kepada kita untuk menjawab salam saat shalat dengan isyarat. Dan itulah shalat yang khusyu'. Beliau pula yang mengajarkan bagaimana makmum berkewajiban membenarkan gerakan atau bacaan imam, bahkan shat yang paling belakang, yaitu shaf para wanita, juga diberikan hak untuk membenarkan iman, dengan cara bertepuk.

Kalau shalat khusyu' dimaknai sebagai tidak ingat apa-apa yang ada di sekelilingnya, bagaimana mungkin makmum membenarkan imam?

Maka yang paling mudah dalam memahami konsep khusyu' adalah bahwa seseorang melakukan shalat dan dia konsentrasi terhadap apa yang sendang dilakukannya. Kalau dia membaca ayat Al-Quran, maka dia memahami apa yang dibacanya dan benar-benar konsentrasi terhadap bacaan serta maknya yang dikandungnya.

Ketika dia mengucapkan takbir, maka dia meresapi bahwa hanya Allah saja yang Maha Besar, yang selain Allah tidak ada apa-apanya. Ketika dia membaca doa istiftah, maka dia benar-benar meresapi makna yang terkandung di dalamnya.

Kalau dia menjadi makmum atau imam, maka dia tahu bagaimana mengatur komposisi gerakan bersama jamaah yang lain. Dan yang lebih penting, dia ingat hitungan bilangan rakaatnya, tidak lupa atau rancu.

Jadi intinya, shalat yang khusyu' itu bukan semata-mata kontemplasi tidak ingat apa-apa, tetapi shalat khusyu' adalah shalat yang memenuhi semua syarat, rukun, kewajiban dan tahu makna dari tiap gerakan dan bacaannya, yang dilakukan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

08 Desember 2007

Menghadirkan ALLAH

Sebagai seorang mukmin, kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak ALLAH. Matahari terbit dari timur tenggelam di barat adalah kehendak ALLAH, awan teruari menjadi air turun ke bumi adalah kehendak ALLAH, roda becak berputar adalah kehendak ALLAH, pergerakan seluruh anggota tubuh adalah kehendak ALLAH, mata kita dapat memandang adalah kehendak ALLAH, udara masuk ke hidung adalah kehendak ALLAH, ginjal dapat berfungsi sebagai filter karena kehendak ALLAH,rambut dan kuku kita tumbuh juga karena kehendak ALLAH, layar monitor dapat menampilkan gambar karena kehendak ALLAH.
Segala sesuatu berjalan sesuai fungsinya karena kehendak ALLAH. Jika ALLAH sudah mencabut kehendaknya maka selesailah sudah. Ginjal tiba2 tidak berfungsi karena memang ALLAH menghendaki ginjal kita berhenti berfungsi. Mesin pesawat di atas ketinggian tiba2 mati juga karena kehendak ALLAH jua. Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa kehendakNya. Kita harus belajar memahami kekuasaan ALLAH yang tanpa batas yang menguasai seluruh kehidupan serta kejadian2 didalamnya. Pandanglah bumi yang berputar pada porosnya dan mengitari matahari, serta rasakan aliran nafas dan darah dalam tubuh kita, itu karena ALLAH yang menghendaki. Pandanglah lampu sein(reting) pada mobil yang akan belok, yang berkelap-kelip dengan indah,Subhanallah disitu juga ada kehendak ALLAH. Sebaiknya mulai sekarang kita belajar memahami keagungan ALLAH melalui hal2 yang paling kecil dan sederhana sehingga kita mengenal ALLAH dengan sepenuh hati dimana saja kita berada. ALLAH hadir di setiap kejadian dan memang kejadian itu memang sudah kehendaknya. Jika kita sudah memahaminya, bagaimana jika pemikiran seperti itu kita terapkan pada sholat?

06 Desember 2007

Perjalanan Sholat (2)

Khusyu yang diperoleh setiap orang dalam sholat tidak sama. Hal tersebut tergantung dari niat seseorang dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalankan sholat, komponen utama yang bekerja adalah hati. Konsentrasikan segala kegiatan sholat dalam hati. Masih sering ketika sholat, kita masih ingat segala urusan dunia. Hal tersebut karena kita tidak konsentrasi pada hati kita. Jangan memikirkan apapun saat sholat,termasuk ALLAH (Pusaran Energi Ka'bah, Agus Mustofa) . Semua urusan saat itu ada di hati. Jangan gunakan pikiran kita untuk sholat, gunakan hati, Mengapa? karena kehadiran ALLAH hanya dapat dijangkau dengan hati, yaitu dengan merasakannya. Bagaimana merasakan kehadiran ALLAH? ya dengan cara dilatih. Banyak sekali referensi yang saya peroleh untuk belajar sholat khusyu, baik itu membaca ataupun mendengarkan. Baik dari seorang teman sampai seorang kyai beken. Jika anda mencoba belajar seperti saya mungkin anda akan merasakan sama seperti apa yang saya rasakan. Yaitu, semua orang berbeda pendapat tentang sholat khusyu. Apa yang diungkapkan guru/ustadz atau dari buku2 belum tentu sesuai dengan kemampuan rohani kita, sebab itu semua merupakan pengalaman pribadi masing2 orang dalam menjelajahi sholat, begitu juga pengalaman yang pernah saya alami ini. Belum tentu dapat diterapkan pada orang lain, namun satu hal yang pasti adalah semua dimulai dari niat. Niatkan mulai sekarang untuk belajar menjalani sholat dengan khusyu dan... selamat menikmati perjalanan. Apa yang saya peroleh tersebut ternyata (menurut saya) adalah pengalaman pribadi masing-masing orang dalam belajar menjelajahi sholat. Namun(menurut saya juga) titik temu semuanya sama, yaitu menghadirkan ALLAH dalam sholat,di dalam hati. Salah satu teori yang menarik bagi saya dari banyak referensi tersebut adalah "kalau ingin sholat khusyu, kita harus memperbaiki dulu akhlak kita".Rasulullah pernah bersabda "sholat yang khusyu dapat menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan tercela"(mohon dikoreksi hadistnya). Hal ini sama dengan idiom "duluan mana telur sama ayam?" hal seperti ini tidak akan pernah bisa terjawab. Namun, tidak dengan pernyataan tentang sholat diatas. Duluan mana "akhlak baik apa sholat khusyu". Memang korelasi antara akhlak dan sholat khusyu kuat sekali. Kembali, bagaimana menghadirkan ALLAH dalam hati saat sholat? Kita perbanyak dzikir!. Terserah kita mau dzikir apa aja, yang penting dzikir tersebut dapat mengingatkan kita pada ALLAH. Lakukan terus dzikir itu sepanjang kita tidak tertidur atau saat buang hajat besar/kecil. Saat berkendara, menyapu, mengepel, menunggu bus, didalam bis, menunggu teman, dan semua aktifitas, kita barengi dengan dzikir. Utamanya lakukan dzikir dalam hati. Dengan berdzikir mengingat ALLAH, maka dengan sendirinya akhlak kita akan terjaga karena kita selalu merasa diawasi ALLAH. Dengan berdzikir, lama-lama kita akan merasakan kehadiran ALLAH, suatu saat kita akan merasakan sesuatu yang lembut, sejuk dan damai dalam hati. Bahkan karena saking lembutnya, mungkin akan menyebabkan kita meneteskan air mata karena kelembutan Ilahi yang hadir dalam hati untuk pertama kalinya. Nah, hati seperti itulah yang kita bawa dalam sholat. Jadi jangan berhenti wirid dan dzikir. Dan jagalah selalu hati ini dari hal-hal yang dapat mengotorinya, karena yang kita bawa saat sholat untuk menghadap ALLAH hanya hati kita, malu dong kalau bawa hati yang kotor. Hanya hati yang bersih yang dapat merasakan kenikmatan sholat! jadi, kalau ingin sholat kita selalu khusyu, jagalah hati dengan cara mengingat ALLAH terus dan terus selama jantung kita masih berdetak

21 September 2007

Game Pencak Silat

Nostalgia ama Hobi

Mainnya cuma pakai Arah panah dan Spasi aja







Free Online Flash Games

04 Agustus 2007

Perjalanan Sholat (1)

Sholat merupakan perjalanan spiritual tertinggi seorang manusia. Tertinggi, karena saat sholat seorang manusia langsung menghadap ke hadirat Ilahi. Kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa dalam sholat kita ternyata berhadapan langsung dengan Tuhan. Kita berhadapan langsung dengan penguasa semesta alam, penguasa hidup kita, penguasa segala apa yang ada di langit dan dibumi. Kita harus menyadari itu!! Untuk itulah kita harus khusyu dan tawadhu saat menjalankan sholat. Arti khusyu disini adalah, hati kita harus selalu menghadap kepada Allah, kita harus mengarahkan hati dan pikiran kita bahwa sholat yang kita jalani saat ini adalah benar-benar di hadapan Allah…!!! Karena hal tersebut memang benar-benar terjadi. Sholat yang kita lakukan selama ini bukan sekedar di dalam masjid, di kantor,atau di rumah. Sholat yang kita lakukan berada tepat di hadapan Allah! Karena sebenarnya dalam sholat yang menghadap bukan raga/tubuh kita, namun ruh kita. Menurut saya itulah prinsip dasar dari sholat khusyu, yaitu kita harus menghadirkan hati kita menghadap Allah dalam sholat, karena Allah juga benar-benar hadir menemui kita dalam sholat, bagaimanapun keadaan sholat hambanya tersebut. Sedangkan tawadhu dalam sholat akan muncul dengan sendirinya saat kita bisa menghadirkan khusyu

Bersambung....